Ibnul Haitsam |
Historia Vitai Magistra : Sejarah adalah Guru yang paling baik. Demikian, ungkapan pepatah yang sangat populer. Sejarah mengatakan bahwa Al-Hasan Ibnul Haitsam Abu Ali yang dilahirkan di kota Basrah-Iraq, pada pertengahan abad IV Hijriah, tahun 354H / 965M telah menguntai kesuksesan dan dicatat dalam sejarah dunia sebagai tokoh Bapak Ilmu Fisika.
Dia sering disebut sebagai Ibn al-Haytham, dan kadang-kadang sebagai al-Basri, setelah tempat kelahirannya di kota Basra. Ia juga dikenal dengan nama Latin nya Alhzen atau Alhacen.
Dr.Abdul Razaq Naufal, dalam salah satu ilmiahnya mengatakan: "Ibnul Haitsam lahir pada tahun 354 H, atau 965 M. Al Qathafi, dalam bukunya, Akhbar ulama bil akhbar al-hukama, berkomentar: "Al-Hasan Ibnul Haitsam Abu Ali adalah tokoh pendiri fisika pada abad pertengahan. Ia adalah seorang Insinyur(muhandis) kelahiran Basrh, dan berdomisili di Mesir. Ia mempunyai berbagai buah pena dibidang tekhnik. Ia memang benar-benar menguasai dalam disiplin ilmu ini dengan segala aspeknya, sehingga banyak sekali para ahli yang menimba ilmu padanya ..."
Sementara M.Scramm dalam bukunya Ibnul Haitsam's wek zurphysik, mengatakan : "...pada pengkajian yang lebih cermat dan detail tentang konsepsi Ibnul Haitsam mengenai model-model matematik dan peranannya dalam teori penginderaan, jelaslah bahwa ia adalah pendiri ilmu fisika yang sebenarnya. Ia mendahului selama enam abad ide-ide yang subur yang menandai awal cabang sains baru ini."
Al-Bait Mudzlim | Camera Obsure
Diantara penemuannya dibidang ini adalah bait al-mudzlim atau dikenal dengan bahasa latin sebagai "Camera Obscure". Persepsi etimologinya adalah "kamar gelap". "Al-Bait mudzlim ini terdiri dari suatu ruang yang digelapkan, dengan sebuah lobang kecil pada satu dinding, yang lewat itu bayangan terbalik dari pemandangan cahaya di siang hari diproyeksikan pada dinding yang bertentangan denganya."Alat ini dipergunakan oleh Ibnul Haitsam untuk studi astronomi tentang noda-noda matahari dan bulan lainnya. (Yaum Al-Quds,XV,1406H)
Penemu Energi Matahari
Ilmuwan muslim terkenal ini pun telah mengemukakan ide mengenai konversi cahaya menjadi Energi. Ia adalah orang pertama yang menyebutkan tentang pendayagunaan energi matahari. Ibnul Haitsam, dalam bab tentang kaca-kaca pembakar yang berbentuk sirkular, menyinggung tentang dapat dikonversikannya cahaya menjadi energi dan panas. Ia mengemukakan tesis bahwa apabila sebuah kaca cekung di tempatkan berhadapan dengan matahari, maka sinar yang datang dari tubuh matahari mengikuti garis yang sejajar dengan poros kaca itu direfleksikan dari permukaan kaca tersebut kepada sumbunya. Ia juga mengemukakan gagasan-gagasannya bahwa jumlah sinar-sinar atau dengan kata lain, jumlah kaca-kaca darimana sinar matahari direfleksikan, adlah sebanding dengan jumlah panas atau energi.Adalah kemyngkinan untuk mengukuhkan suatu sistem pemanasan atau energi matahri berdasarkan ide Ibnul Haitsam ini. Dewasa ini ada beberapa pusat energi matahari yang bekerja dengan prinsip kaca cekung. (Yaum Al-Quds,XV,1406 H).
Ahli Optika
Ibnul Haitsam dikenal juga sebagai seorang pengamat dan peneliti dalam experimental dan teorisi yang sangat jitu. Ia berusaha menentukan gerak cahaya lurus, sifat-sifat bayangan, kegunaan lensa dan gejala optik lainnya.Dalam pengamatannya, ia menyadari bahwa pada kaca parabola seluruh sinarnya terkonsentrasi pada satu titik hingga kaca itu merupakan type paling baik sebagai kaca pembakar. Dalam refraksi, jasanya yang paling menonjol adalah aplikasi sudut lurus dari arah permukaan suatu pembiasan enam abad sebelum Newton. Ia juga percaya akan prinsip Least Time (Waktu paling sedikit). Dalam gejala atmosfir pun ia mengemukakan penemuan-penemuan yang sangat berarti.
Ahli Filsafat
Tidak hanya itu, ia juga terkenal sebagai seorang filosof. Ia menentukan teori falsafi tentang alam semesta. Objek falsafahnya meliputi hal-hal yang bersifat duniawi dan agamawi. Demikian tutur Dr.Nazaly Isma'il, wakil dekan fakultas Adab dan Kepala Divisi Filsafah di Universitas Ain Syams.Diantara teori falsafahnya terungkap dalam serangkaian kata-katanya sebagai berikut:
"Sejak masa kecil, aku senantiasa berfikir tentang ideologi manusia yang berbeda-beda. Tiap-tiap kelompok memegangi opininya masing-masing. Aku jadi bingung dalam menerima semuanya itu. Aku berpendapat bahwa yang benar hanyalah satu. Perbedaanya hanyalah terletak pada metodanya saja. Setelah puas menemukan hal-hal yang bersifat akli (rasional), aku mulai beranjak mencari sumber kebenaran tersebut. Untuk itu aku berusaha menyelami berbagai pendapat dan ideologi. Tetapi rekayasa itu tidak mendatangkan hasil yang memuaskan. Tidak dapat sampai pada garis finis. Aku sadar bahwa aku tidak dapat menemukan kebenaran, kecuali yang bersumber dari pendapat-pendapat yang diwarnai unsur-unsur inderawi dan akli. Ketika hal itu jelas bagiku, aku mulai berupaya mencari ilmu-ilmu filsafat yang terdiri dari tiga cabang ilmu. yaitu eksakte, fisika dan ketuhanan...... (Al-Ummah, Doha, Qatar, 1401 H)
Hasil Karya Ibnul Haitsam
Menurut riwayat, ia berhasil menulis dua ratus karya ilmiah atau bahkan lebih dari itu. diantara adalah:1. Al-Manadzir
2. Risalah Asy-syukuk Ala-Baitlamus
3. Tazhib Al-Majasti
4. Risalah Akhlaq
5. Al-Adllal
6. Al-Maraya Al-Muhkirah
7. Al-Asykal
8. Irtifa'at al-kawakib
9. Ha'iah Al-alam
10. Markaz Al-Asykal
11. Al-Burhan Ala Ma-yuharu al-Falakiyun Fi akhkam An Nujum
12. Ta'liq Fi al-jabr
13. Simtul Qiblah Bil Hisab
14. Tafsir al-maqlah al-asyrah li abi ja'far al=Khazin
dan masih banyak lagi lainnya.
Karya-karya Ibnul Haitsam merupakan karya terbaik jenisnya pada abad pertengahan. Teks Arabnya berlum diterbitkan, tetapi pembahasan atasnya telah ditulis oleh Kamaludin Al-Farisi.
Terjemahan karya Ibnul Haitsam yaitu Kitab Al-Manadzir sangat mempengaruhi para ilmuwan eropa sampai akhir abad 17. Bukunya digunakan oleh para mahasiswa ilmu optika, termasuk Roger Bacon, Vitelio Maurolycus, Snell, Descortes dan Kepler.
Terlalu percaya diri tentang aplikasi praktis dari pengetahuan matematika, ia berasumsi bahwa ia bisa mengatur banjir Sungai Nil.
Setelah diperintahkan oleh al-Hakim bi-Amr Allah, penguasa keenam dari kekhalifahan Fatimiyah, untuk melaksanakan operasi ini, ia dengan cepat dirasakan ketidakmungkinan apa yang ia coba lakukan, dan pensiun dari rekayasa. Khawatir untuk hidupnya, ia pura-pura gila dan ditempatkan di bawah tahanan rumah, selama dan setelah itu ia mengabdikan dirinya untuk karya ilmiah sampai kematiannya pada sekitar tahun 430.
Sebuah kawah di bulan dinamai untuk menghormatinya, seperti asteroid 59239 Alhazen.
(Sumber: Risalah, No.5 Th. XXVII, Dzulhijjah 1409/Juli 1989, Wikipedia Alhazen, dan sumber lainnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar